Sifat wajib bagi Allah tak terhingga banyaknya, namun yang wajib di ketahui oleh mukallaf adalah 20 sifat. Allah wajib (tidak logis jika Allah tidak bersifat demikian) bersifat dengan dengan sifat-sifat kamalat (kesempurnaan) dan sebagai mukallaf wajib mengetahui sifat tersebut serta kebalikannya yang disebut dengan sifat mustahil bagi Allah. Jadi, ini adalah pondasi dasar keimanan seseorang sebelum ia tahu tata cara sholat dan lain-lain.
Dalam i’tikad ahlussunnah wal jamaah ini dikenal dengan sifat 50 yang wajib di ketahui oleh siapa saja yang Islam baligh dan berakal. 50 Sifat ini adalah 20 yang wajib pada Allah, 20 yang mustahil pada Allah (lawan dari 20 yang wajib), satu sifat yang harus serta 4 sifat yang wajib pada Rasul, 4 sifat mustahil pada rasul (lawan dari 4 yg wajib) dan satu sifat yang harus pada rasul.
Wajib ‘akli maksudnya adalah sesuatu yang menurut akal mesti ada pada Allah atau tidak bisa diterima oleh akal terhadap ketiadaannya. Mustahil ‘akli adalah segala sesuatu yang secara akal tidak boleh ada pada Allah atau tidak di terima oleh akal akan ada seuatu itu pada Allah. Sementara jaiz ‘akli adalah segala sesuatu yang boleh ada pada Allah dan boleh tidak ada, artinya akal menerima bahkan itu boleh ada dan boleh tidak ada pada Allah.
Seorang mukallaf wajib mengetahui sifat wajib pada Allah beserta dalil ‘aqlinya meskipun ada dalil naqli dari alquran dan hadist. Kenapa? Karena untuk mengetahui eksistensi Allah kita harus mengetahui betul bagaimana maksud dari sifat-sifat Allah tersebut secara akal sehat. Karena mengetahui Allah itu adalah lewat mengetahui sifat-sifatNya bukan zatNya. Sifat-sifat ini harus bisa di logikakan bahwa ia memang mesti ada (tidak boleh tidak ada) pada zat Allah karena Allah berbeda dengan makhluk. Allah adalah pencipta atau khaaliq, dan selainNya adalah “yang dicipta” atau makhluq. Khaaliq atau pencipta tidak sama dengan makhluk, dan ini semuanya bisa diketahui lewat sifat-sifat wajib pada Allah.
Tanpa mengetahui sifat 20 yang wajib bagi Allah lengkap dengan dalil secara ‘akli atau logika maka seseorang belum dipastikan belum mengenal Tuhannya. Orang non muslim tidak akan mempercayai eksistensi Allah tanpa ada alasan logika atau dalil ‘akli akrena mereka adalah orang yang tidak percaya kepada dalil naqli (alquran dan hadist).
Pengelompokan Sifat 20 yang Wajib pada Allah
Semua sifat yang wajib pada Allah dan yang wajib di ketahui oleh mukallaf adalah 20 sifat. 20 sifat ini di klasifikasikan kepada 4 kelompok.
1. Sifat nafsiyyah
Ini adalah sifat yang berhubungan langsung dengan zat Allah dan jumlahnya satu yaitu Wujud.
2. Sifat salbiyyah
Sifat salbiyyah adalah sifat yang menunjuki kepada menafikan (meniadakan sifat-sifat yang tidak layak pada zat Allah). Sifat salbiyyah yaitu 5: qidâm, baqâ’, mukhâlafatu lil hawâditsi, qiyâmuhu binafsihi, dan wahdâniyat.
3. Sifat ma’ani
Ini adalah sifat yang menunjuki kepada “sebut” dan ia “maujud” artinya jika Allah membukakan hijab, maka kita bisa melihat sifat tersebut. Sifat ma’ani terbagi menjadi 7: qudrat, irâdat, ‘ilmu, hayât, sama’, bashar, kalam.
4. Sifat ma’nawiyyah
Ini adalah sifat yang menunjuki kepada “sebut” juga namun ia “tidak maujud”, artinya jika Allah membuka hijab kita tidak bisa melihat sifat tersebut. Sifat ma’nawiyyah disebut juga dengan sifat hal. Nah, jika sifat ma’nawiyyah ini melazimi kepada sifat ma’ani maka ini disebut dengan sifat HAL MA’NAWIYYAH. Ini juga 7: qaadiran, muridan, ‘Aliiman, hayyan, samii’an, bashiiran, mutakalliman.
Sifat 20 pada Allah telah di kaji oleh ulama-ulama dahulu semenjak masa Abu al-Hasan al-Asy’ari (260-324 H/874-936 M) dan Abu Manshur al-Maturudi (238-333 H/852¬-944 M), al-Qadhi Abu Bakr al-Baqillani (338-403 H/950-1013 M), dan Imam al-Haramain (419-478 H/1028-1085 M) bahkan hingga sekarang. Melalui sifat dua puluh ini, kita bisa mudah mempelajari ilmu tauhid dan menegenal Allah.
Ulama yang merumuskan secara jelas dan praktis sifat 20 yang wajib pada Allah adalah al-Imam Muhammad bin Yusuf bin Umar bin Syu’aib as-Sanusi al-Hasani (832-895 H/1428-1490 M), asal kota Tilmisan (Tlemcen) Aljazair. Beliau adalah seorang ulama besar yang menguasai banyak disiplin ilmu seperti hingga kepakarannya terkenal sebagai muhaddits, mutakalllim, manthiqi, muqri’ dan lain-lain.
Dalam kitab Umm al-Barahain karangannya, Imam as-Sanusi mengatakan:
فَمِمَّا يَجِبُ لِمَوْلَانَا جَلَّ وَعَزَّ عِشْرُونَ صِفَةً.
“Maka di antara sifat wajib bagi Allah Tuhan Kita-Yang Maha Agung dan Maha Perkasa-adalah 20 sifat”.
Dari bait inipun kita bisa tahu bahwa sifat kamalat Allah sangat banyak dan tidak terhingga pada dua puluh saja. Namun yang dua puluh itu adalah yang pokok-pokok saja, yang tersebut dalam al-Quran serta yang wajib di ketahui oleh mukallaf.