Home Al-Quran Surat Al Kahfi, Keutamaan Membacanya, Asbabun Nuzul, Kisah dalam Surat Kahfi

Surat Al Kahfi, Keutamaan Membacanya, Asbabun Nuzul, Kisah dalam Surat Kahfi

693
Surat Al Kahfi, Keutamaan Membacanya

Surat al-kahfi adalah salah satu surat dalam al-quran yang memiliki banyak kelebihan dan keutamaan. Maka, sebagai muslim kita sudah sepantasnya mengamalkan bacaan surat al-kahfi setiap hari atau setidaknya seminggu sekali di hari jum’at tau malam jum’at. Faedah atau keutamaan membaca surat al-kahfi hari jum’at sangat laurbiasa sekali dan banyak hadist yang mengatakan demikian.

Untuk itu, maka pada kesempatan kali ini tanyoe.com akan mengupas keutamaan dan hikmah membaca surat al-kahfi. Tak hanya menjelaskan keutamaannya, namun kami juga akan memberikan dalil-dalil yang menunjukkan keutamaannya.

The elsholat.com Contents

Keutamaan Membaca Surat al-Kahfi

Dintaranya keutamaan besar membaca surat al-kahfi adalah membacanya pada hari jum’at atau malam jum’at yang memberikan banyak hikmah. Kenapa demikian, karena malam atau hari jum’at adalah hari yang lebih mulia dibandingkan dengan hari-hari lain bahkan lebih mulia dibandingkan dengan hari raya nahar atau hari fitrah. Dalam sebuah hadist Rasulullah SAW. bersabda:

سَيِّدُ الْأَيَّامِ عِنْدَ اللهِ يَوْمُ الْجُمُعَةِ وَهُوَ أَعْظَمُ مِنْ يَوْمِ النَّحَرِ وَيَوْمُ الْفِطْرِ

“Penghulu atau rajany segala hari di sisi Allah adalah hari jum’at, dan ia lebih agung dibandingkan dengan hari raya qurban dan hari raya idul fitri.” Hadist ini di riwayatkan oleh Al-Imam al-Syafi’i dan al-Imam Ahmad meriwayatkan dari Sa’ad bin ‘Ubadah. Lantas kenapa hari jum’at di katakan sebagi hari agung dibandingkan dengan hari hari lain. Rasulullah SAW. melnjutkan hadist di atas sebgai berikut:

وَفِيْهِ خَمْسُ خِصَالٍ فِيْهِ خَلَقَ اللهُ آدَمَ وَفِيْهِ أُهْبِطَ مِنَ الْجَنَّةِ إِلَى الْأَرْضِ وَفِيْهِ تُوُفِّيَ وَفِيْهِ سَاعَةٌ لَا يَسْأَلُ الْعَبْدُ فِيْهَا اللهَ شَيْئًا إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ مَا لَمْ يَسْأَلْ إِثْمًا أَوْ قَطِيْعَةَ رَحِمٍ وَفِيْهِ تَقُوْمُ السَّاعَةُ وَمَا مِنْ مَلَكٍ مُقّرَّبٍ وَلَا سَمَاءٍ وَلَا أَرْضٍ وَلَا رِيْحٍ وَلَا جَبَلٍ وَلَا حَجَرٍ إِلَّا وَهُوَ مُشْفِقٌ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ

Artinya: … Pada hari jum’at terdpat lima perkara utama. Padanya Allah menciptakan Nabi Adam AS. dan mengeluarkannya dari surga ke bumi. Pada hari pula Allah wafatkan nabiyullah Adam. Pada hari jum’at terdapat waktu yang tiada hamba meminta sesuatu di padanya kecuali Allah mengabulkan permintaannya, selama tidak meminta dosa atau memutuskan tali shilaturrahim. Hari kiamat juga terjadi pada hari jum’at. Tiada Malaikat yang didekatkan di sisi Allah, langit, bumi, angin, gunung dan batu kecuali ia khawatir terjadinya kiamat saat hari Jumat”.

Hadist-Hadist Tentang Keistimewaan Membaca surat Al-kahfi

Itulah sekilas kelebihan hari jum’at dibandingkan dengan hari-hari lain. Jadi, membaca sesuatu yang baik pada hari jum’at memiliki keistimewaan yang luarbiasa dibandingkan dengan membacanya di hari lain. Pun, termasuk membaca surat al-Kahfi memiliki keutamaan dan keistimewaan tersendiri. Berikut beberapa hadist Rasulullah SAW. tentang ke utamaan membaca surat al-kahfi pada hari jum’at:

1. Diberikan cahaya

مَنْ َقَرَأَ سُوْرَةَ الْكَهْفِ لَيْلَةَ الْجُمْعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّوْرِ فِيْمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْبَيْتِ

“Barangsiapa membaca surat al-Kahfi saat malam Jum’at, jadi dipancarkan sinar untuk dia sejauh pada dianya dia serta Baitul ‘atiq.” Tersebut dalam (Sunan Ad-Darimi, no. 3273. Juga diriwayatkan oleh al-Nasai serta Al-Hakim.

2. Dikafarahkan dosa antara dua jum’at

“من قرأ سورة الكهف يوم الجمعة قبل أن يخرج الإمام كانت له كفارة ما بين الجمعة، وبلغ نوره البيت العتيق”

“Siapa yang membaca surat kahfi hari jum’at sebelum keluar imam, di kafarahkan dosanya antara jum’at dan disampaikan cahayanya hingga baitil ‘atiq”. Hadist ini disebutkan oleh Khlid bin Ma’dan dalm kitab Mughni.

3. Aman dari dosa selama 8 hari dan aman dari Dajjal

عن علي بن الحسين عن أبيه عن علي رضي الله عنه مرفوعًا: «من قرأ سورة الكهف يوم الجمعة؛ فهو معصوم إلى ثمانية أيام من كل فتنة، وإن خرج الدجال؛ عصم منه»
“رواه الحافظ الضياء المقدسي في “المختارة

Artinya: “Dari A’li bin Husain dari Ayahnya dari ‘Ali RA. Hadist marfu’: Siapa yang membaca surat kahfi pada hari jum’at maka i terpelihara hingga delapan hari dari tiap-tiap firnah dan jika Dajjal keluar, maka ia terpelihara darinya. Diriwayatkan oleh al hafidh Muqaddisi dalam kitab “al Mukhtar”.

4. Di berikan cahaya antara dua jum’at

حديث أبي سعيد الخدري رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: «إن من قرأ سورة الكهف يوم الجمعة أضاء له من النور ما بين الجمعتين»

Artinya: “Hadis Abi Sa’id al Khudri RA. bahwa Nabi SAW. bersabda: Bahwa sungguh siapa saja yang membaca surat al-kahfi pada hari jum’at, niscaya di berikan cahayakan baginya dari nur diantara du jum’at.”

5. Di berikan cahaya di hari kiamat serta diampunkan dosa

Keutamaan lain membaca surat al-kahfi adalah diberikan cahaya di hari kiamat kelak dan di ampuni dosa-dosanya, yang dimaksud dengan dosa-dosa disini adalah dosa kecil, sementara dosa besar harus melalui taubat nasuha.

مَنْ قَرَأَ سُوْرَةَ الْكَهْفِ فِي يَوْمِ الْجُمْعَةِ سَطَعَ لَهُ نُوْرٌ مِنْ تَحْتِ قَدَمِهِ إِلَى عَنَانِ السَّمَاءَ يُضِيْءُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَغُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَ الْجُمْعَتَيْنِ

“siapa yang membaca surat al-Kahfi pada hari jum’at niscaya memancar cahaya di bawah kakinya hingga ke langit lagi meneranginya pada hari kiamat dan di ampuni baginya antara dua jum’at.

6. Terpelihara dari Fitnah Dajjal

قَالَ: سَمُرَةُ بْنُ جُنْدُبٍ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:” مَنْ قَرَأَ عَشْرَ آيَاتٍ مِنْ سُورَةِ الْكَهْفِ حِفْظًا لَمْ تَضُرْهُ فِتْنَةُ الدَّجَّالِ

Artinya: “Berkta Samurah bin Jundub, bersanda Rasulullah SAW.: Siapa saja yang membaca sepuluh ayat surat al-Kahfi secara hafalan niscaya tidak memberi mudharat baginy oleh Dajjal”.

Kandungan Surat al-Kahfi

Surat al-Kahfi adalah surat yang terletak pada urutan ke 18 dalam Al-Quran dan ia termasuk surat Makkiyah karena di turunkan di Makkah atau sebelum hijrah Rasul SAW.

Surat Kahfi dinamakan surat al-Kahfi karena terilhami dari kisah hamba shaleh yang di kejar raja dhalem dan akhirnya mereka melarikan diri ke gua. Kisah mereka di abadikan dalam al-Quran, tepatnya pada suatu surat yang kemudian di berinama dengan al-Kahfi. Kisah ashabul kahfi ini terletak pada ayat ke 9 hingga ayat 26. Selain cerita penghuni gua, ada juga kisah lainnya dalam surat al-Kahfi.

Baca juga: Tata cara sholat dhuha

Asbabun Nuzul Surat al-Kahfi

Menurut riwayat, kaum Quraisy memerintahkan dua orang (mereka adalah ‘Uqbah bin Abi Mu’ith dan An-Nadr bin Al-Hairts) untuk menyelidiki tentang kenabian Nabi Muhammad SAW. dengan cara menanyakan kepada pendeta-pendeta Yahudi tentang sifat-sifat beliau, apa yng di katakan dan lain-lain. Orang Quraisy percaya bahwa pendeta Yahudi adalah orang yang berilmu, tahu tentang isi kitab terdahulu dan tanda lahirnya seorang nabi.

Al-Kisah, berangkatlah ‘Uqbah bin Abi Mu’ith dan An-Nadr bin Al-Hairts ke Madinah dan mereka berjumpa dengan pendeta Yahudi. Ternyata benar, pendeta yahudi mengkabarkan berita seperti yang mereka harapkan. Pendeta Yahudi berkata “Tanyakanlah kepada Muhammad mengenai 3 hal. Jika ia mampu menjawabnya maka ia merupakan nabi yang benar-benar diutus. Sebaliknya, jika ia tak mampu menjawabnya ia hanyalah orang yang mengaku-ngaku sebagai nabi”.

Kemudian, pendeta Yahudi melanjutkan kisahnya. “Tanyakanlah kepada dirinya tentang permuda pada zaman dulu kala yang musafir lalu apa yang terjadi pada mereka, karena sungguh cerita pemuda ini sangat menarik. Lalu tanyakan pula kepadanya tentang seorang pengembara yang telah sampai ke Masyriq dan maghrib, apa pula yang terjadi kepada mereka”.

“Tanyakan pula kepada dia apa itu ruh?” Kemudian dua orang utusan itu pulang dan berkata bahwa mereka membawa pulang informasi yang bisa di jadikan sebagai pedoman untuk mengetahui apakah ia seorang Nabi atau bukan. Setelah tiba di hadapan Rasulullah SAW. mereka langsung menanyakan 3 pertanyaan sebagaimana yang telah di berikan oleh pendeta Yahudi. Mendapati pertanyaan itu, maka Rasulullah SAW menjawab “Besok pasti aku akan menjawabnya tentang beberapa hal yang kamu tanyakan itu (tanpa menyebut Insya Allah)”. Kemudian mereka pub pulang dan Rasulullah menunggu wahyu dari Jibril untuk menjawab semua pertanyaan itu.

Namun, wahyu yang di tunggu tak kunjung datang bahkan hingga 15 malam. Orang quraisy mulai goyah dan Rasulullah sedih karena wahyu atau jawaban dari Allah tk kunjung datang sehingga beliau tak tahu harus menjawab apa kepada kaum quraisy. Namun pada malam berikutnya Jibril turun membawa wahyu yaitu (QS Al Kahfi:6) yang di dalamnya menegur atas kemurungan Rasulullah S.A.W dan menerangkan tentang pemuda al-kahfi (QS Al Kahfi:9-26), seorang pengembara (QS Al Kahfi: 83-101) dan tentang Ruh (QS Al Isra: 85). Jadi, inilah kisah dibalik sebab diturunkan surat al-Kahfi yang didalamnya sarat hikmah.

Kisah-Kisah dalam Surat al-Kahfi

Setelah kita tahu keutamaan membca surat al-kahfi, asbabun nuzul al kahfi sekarng kita lihat beberapa kisah yang terkandung dalam surat al-Kahfi. Sebagaimana yang sudah kita singgung pada awal bahwa dalam surat al-kahfi selain dijelaskan tentang kisah ashabul kahfi juga di jelaskan kisah lain. Diantaranya adalah kisah nabi Musa dan nabi Khidir, kisah Raja Zulqarnain, dan kisah pemilik kebun.

1. Kisah Ashabul Kahfi dalam surat Al-Kahfi

As habul kahfi atau dikenal juga dengan aulia tujuh adalah penghuni gua, mereka tertidur dalam gua selama ratusan tahun setelah lari dari kejaraan raja dhalim pada masanya yaitu Raja Diqyanus. As-habul kahfi ini terdiri dari 7 pemuda beriman kepada Allah dan seekor anjing yang mengikuti bersam mereka.

Nama-nama as habul Kahfi atau Aulia 7 adalah MUKSALMINA, TAMLIKHA, MARTHUNIS, NAINUWIS, SARIYULIS, DZUNAWANIS dan sang penggembala yang bernama FALYASTADYUNIS. Sementara seekor anjing yang mengikuti mereka bernama Qitmir.

Tentang gua yang mereka singgh ini berbeda pendapat ulama, ada yang mengatakan gua tersebut terletak di Anatolia (turki), ada yang mengatakan di Damsyik dan ada pendapat yang mengatakan di Yordania. Berikut lebih jelas penjelasannya:

Gua di efesus, Anatolia atau sekarang Turki. Orang-orang Yahudi dan Nasrani percaya bahwa gua as habul kahfi itu berada disini. Gua ini memang memiliki ciri seperti yang di sebutkan al-Quran.
Gua yang berada di Syiria, atau di Damsyik.
Gua Amman yang berada di Yordania. Gua yang paling mirip dengan yang diceritakan dalam al-Quran.

Kisah as habul Kahfi berawal dari seorang Raja Diqyanus yang menguasai Efesus dan ia terkenal sebagai raja jahat, dhalim dan memerintahkan rakyatnya untuk menyembah selain Allah. Sekelompok pemuda, sebagian besar juga berasal dari Istana raja, mereka beriman kepada Allah secara diam-diam dalam istana. Namun seiring jahatnya sang raja dan dhalimnya terhadap rakyat, akhirnya pemuda-pemuda itu menampakkan keimanannya kepada Allah pada Raja dan tentu ia marah dan di penjarakan.

Namun ada seseorang sipir penjara yang kemudian terenyuh untuk beriman kepada Allah sebagaimana pemuda pemuda tersebut dan ia melepaskan mereka. Akhirnya, pemuda-pemuda itu melarikan diri menuju sebuah gua demi menyelamatkan imannya, dalam perjalanan itu mereka bertemu dengan seorang pengembala yang bernama FALYASTADYUNIS, ia bersama anjingnya yang bernama Qitmir mengikuti jejak mereka menuju gua untuk menghindar dari kejaran raja dhalim Diqyanus.

Kemudian Allah membuat mereka tertidur dalam Gua terselama 309 tahun lamanya dna membolak balik mereka kekanan dan ke kiri. Allah juga memerintah matahari untuk memancarkn sinarnyaa masuk kedalam gua baik di pagi atau di sore hari. Akhirnya, mereka selamat dari kejaran raja Diqyanus waktu itu.

2. Kisah Pemilik Kebun dalam Surat al-Kahfi

Kisah Pemilik Kebun terkandung dalam surat Kahfi pada ayat 32 hingga ayat 36. Cerita ini mengisahkan seorang pria yang di karunia oleh Allah memiliki sebuah taman nan indah. Namun, pria kaya ini lupa bersyukur kepada Allah atas nikmat yang diberikan akibat dari sombong dan congkak. Kemudian, Allah hancurkan semua kebun dan taman miliknya.

Kisah pemilik kebun dalam surat Kahfi ini memberikan pelajaran dan iktibar bagi kita tentang ujian dari kenikmatan yang Allah berikan. Allah berikan kenikmatan yang banyak, kekayaan yang banyak sebagai ujian bagi hambanya. Apakah hamba itu mampu bersyukur atas nikmat Allah atau tidak. Jika ia tidak sanggup bersyukur maka Allh cabut nikmat itu dan ia termasuk orang yang merugi di sisiNya dan jika ia bersyukur atas apa yang telah Allah berikan, maka Allah akan menambahkan kenikmatan itu.

Ibrh dari kisah ini adalah senantiasa kita bisa belajar untuk mensyukuri setiap nikmat yang Allah berikan karena semua itu adalah ujian.

3. Kisah Nabi Musa As. dan Nabi Khidir As. dalam Surat al-Kahfi

Kisah nabi Khidir dan Nabi Musa termuat dalam suart al-Kahfi pada ayat 65 hingga ayat 82. Kisah ini bermul ketika Allah menanyakan kepada Nabi Musa “Siapakan yang paling luas ilmuanya dri orang-orang bumi?”

Lalu Nabi Musa As. menjawab dirinyalah yang pling banyak ilmu karena ialah satu-satunya nabi di muka bumi saat ini. Namun, kemudian Allah menyangkal bahwa ada orang lain yang lebih banyak ilmunya yaitu Nabi Khidir As. Kemudian Nabi Musa menempuh perjalanan jauh untuk berjumpa dengan nabi Khidir As. agar bisa mempelajari ilmu kebijaksaanya.

4. Kisah Dzul Qarnain dalam surat al-Kahfi

Selain kisah dia atas, dalam surat al-Kahfi juga tercantum kisah Raja ZulQarnain, yaitu pada ayat 83 hingga 99. Zulqarnain adalah raja besar dan agung yang mempunyai pengetahuan yang luas. Beliau suka bepergian jauh demi membantu orang lain serta menyebarkan kebaikan.

Dalam surat al-Kahfi disebutkan bahwa raja Zulqarnain juga mampu mengatasi masalah yakjuz dan Makjuz dengan membangun tembok besar yang di bantu oleh orang-orang yang beliau sendiri tidak tahu siapa mereka. Dalam kisah ini Allh SWT menguji hambanya dengan kekuasaan besar apakah hamba tersebut amanah atu tidak.

Itulah keutamaan membaca surat al-Kahfi, asbabun nuzulnya, kisah-kisah yang tercantum di dalamnya serta hadist-hadist Rasulullah tentang keutamaan surat al-Kahfi, semoga bermnfaat.

Previous articleTata Cara Sholat Dhuha Lengkap, Niat, Do’a, & Keutamaan Shalat Dhuha
Next articleSholat Taubat, Pandun lengkap, Tata Cara Sholat Taubat, Niat, dan Do’a